Jumat, 03 Mei 2013

LAPORAN OSKIM " BAHAN ORGANIK TERLARUT"

HASIL PARAMETER KIMIA PERAIRAN
DI PERAIRAN PAOTERE MAKASSAR
PENENTUAN KADAR BOT DALAM AIR LAUT

NAMA                                  : WIDYASTUTI
NIM                                     : L 111 11 009
KELOMPOK                      : 4 ( SIANG )


logo-unhas-warna.jpg
LABORATORIUM OSEANOGRAFI KIMIA
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013


I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Perairan pesisir merupakan perairan yang sangat kaya akan berbagai macam zat kimia terutama bahan organik. Dimana keberadaan bahan-bahan organik ini sangat mempengaruhi distribusi organisme yang ada didalamnya. Bahan organik yang dikandung oleh suatu perairan merupakan parameter kesuburan perairan tersebut (Riley dan Chester, 1971).
Substansi kimia yang tidak mudah terurai (seperti organoklorin, hidrokarbon, dan logam berat) disebut substansi atau komponen yang resisten. Komponen kimia ini akan berada relatif lama dalam ekosistem perairan pesisir dapat terakumulasi dalam biota laut (tumbuhan maupun hewan), kemudian mengalami proses biotransformasi melalui sistem jaringan makanan, dan proses biomagnifikasi di mana kadarnya dalam tubuh biota tersebut akan meningkat.  Pengaruh yang ditimbulkan dapat bersifat akut ataupun kronik (Riley dan Chester, 1975).
Dengan pertimbangan bahwa banyak atau tidaknya  bahan organik dalam suatu perairan kali maka lewat kesempatan praktikum oseanografi kimia ini kami mencoba mempelajari dan mengkaji sejauh mana bahan organik yang terakumulasi atau seberapa besar subsidi dari bahan organik total yang ada di perairan Metro Tanjung Bunga.

B.   Tujuan dan Kegunaan
Tujuan diadakannya praktikum Oseanografi Kimia tentang Bahan Organik Total (BOT) ini yaitu untuk menentukan kandungan Bahan Organik Total (BOT) dalam air laut pada perairan Paotere.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui dengan baik kondisi Bahan Organik Total  dan sumber-sumber bahan organik total dalam air laut serta faktor  yang mempengaruhi BOT 


II. TINJAUAN PUSTAKA
BOT menggambarkan kandungan bahan organik total suatu perairan yang terdiri dari bahan organik terlarut, tersuspensi dan koloid.  Prinsip analisa BOT didasarkan pada kenyataan semua bahan organik dapat dioksidasi dengan dengan menggunakan senyawa Kalium permanganat atau Kalium dicromat.  Oksidator yang digunakan pada penentuan BOT adalah KmnO4, diasamkan dengan H2SO4 pekat dan dididihkan beberapa saat (Riley dan Chester, 1975).
Menurut Rignolda (1995) bahwa tingkat produktivitas perairan tawar dapat digambarkan dengan melihat total bahan organik yang dikandungnya bahan organik sebagian besar dihasilkan oleh detritus yang dimanfaatkan sebagai nutrien bagi tumbuhan air dan organisme dekomposer dan menyatakan bahwa perairan dengan kandungan bahan organik terlarut di atas 26 ppm tergolong perairan subur.
Empat sumber dari mana senyawa-senyawa organik terlarut dalam air laut berasal, yaitu:
a.    Daratan
b.    Pembusukan organisme-organisme mati
c.    Penambahan metabolik-metabolik ekstraselluler oleh algae, terutama fitoplankton
d.    Ekskresi zooplankton dan hewan-hewan bahari lainnya
Dewasa ini bahan-bahan organik terlarut yang sampai di laut dari daratan bukan saja berasal dari proses-proses alam.  Meningkatnya industrialisasi dan bertambah padatnya populasi manusia mengakibatkan bahwa makin banyaknya limbah organik terlarut yang sampai di laut dari daratan.  Banyak diantaranya mudah mengalami oksidasi dan mengalami dekomposisi bakterial dalam laut.  Tetapi dalam perairan-perairan bahari yang sifatnya agak tertutup seperti perairan estuaria kebutuhan akan oksigen untuk dekomposisi bahan-bahan ini demikian besarnya sehingga dapat membahayakan kehidupan dalam perairan-perairan tersebut (Koesbiono, 1980).


III. METODE ANALISIS
A.     Prinsip Analisis
Prinsip analisa adalah hampir semua bahan organik dapat dioksidasi dengan menggunakan senyawa Kalium permanganat atau Kalium dikhromat. Oksidator yang digunakan pada penentuan bahan organik adalah KMNO4, diasamkan dengan H2SO4 pekat yang didihkan beberapa saat.

B.   Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu pemanas listrik berfungsi untuk memanaskan larutan, buret asam 50 ml, erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 100 ml berfungsi sebagai alat untuk menyimpan larutan, gelas piala 100 ml berfungsi untuk menyimpan larutan, pipet skala 10 ml berfungsi untuk mengambil larutan, thermometer, dan karet bulp berfungsi sebagai alat untuk menyedot larutan.
Sedangkan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kalium permanganat 0,01 N ; KMnO4 berfungsi sebagai indikator kuat untuk menentukan kadar bahan oragnik, natrium oksalat 0,01 N; Na2C2O4 berfungsi sebagai bahan yang merubah warna larutan, dan asam sulfat (1:4); H2SO4 berfungsi sebagai bahan untuk mengasamkan sampel.
C.   Prosedur Kerja
Pipet 50 ml air sample, masukkan dalam Erlenmeyer. Tambahkan sebanyak 9,5 ml KMnO4 langsung dari buret.  Kemudian tambahkan 10 ml H2SO4 (1:4). Lalu panaskan sampai suhu 70-80oC, angkat. Bila suhu telah turun menjadi 60-70oC, langsung tambahkan Natrium oksalat 0,01 N secara perlahan-lahan sampai tidak berwarna. Segera titrasi dengan KMnO4 0,01 N, sampai berubah warna (merah jambu/pink). Catat ml KMnO4 yang digunakan (x ml). Pipet 50 ml aquades, lakukan prosedur (1-6), catat ml KMnO4 yang digunakan.


D.  Perhitungan
Untuk menentukan Bahan Organik Total (BOT) suatu perairan maka digunakan rumus:
BOT (mg/L)      =
Dimana:
x       = ml KMnO4 untuk sampel.
y       = ml KMnO4 untuk aquades (larutan blanko)
31,6 = Seperlima dari BM KMnO4, karena tiap mol KMnO4 melepaskan 5 Oksigen dalam reaksi ini.
0,01 = normalitas KMnO4


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
Setelah melakukan percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut :
-       Sampel air laut (x)= 20,6 ml
-       Aqudes (y)= 0,6 ml
Perhitungan data
BOT dalam mg/L =
=
=
= 126,4 mg/L
B.  Pembahasan
Pada percobaan ini didapatkan perubahan warna. Air laut yang berwarna bening akan berubah warnanya menjadi merah jambu setelah penambahan KMnO4 dan warna ini tetap walaupun ditambahkan H2SO4. Namun setelah larutan ini dipanaskan dengan hot plate warnanya berubah menjadi orange dan akan berubah menjadi bening setelah penambahan natrium oksalat. Namun setelah  dititrasi dengan KMnO4 warna larutan akan kembali berubah menjadi warna merah muda. Pada perubahan warna ini dapat dikategorikan bahwa BOT pada perairan ini masih dapat ditoleransi.
Berdasarkan hasil analisis data, kadar BOT yang terkandung dalam perairan paotere sebesar 126,4 mg/L. Menurut Rignolda (1995), perairan yang mempunyai nilai kandungan bahan organik di atas 26 ppm tergolong perairan subur. Jadi, bahan organic total yang terkandung dalam perairan paotere tergolong subur. Dan subur tidaknya kandungan BOT pada suatu perairan sangat tergantung pada penambahan dari daratan, proses pembusukan organisme yang telah mati, penambahan oleh metabolisme ekstraseluler oleh alga, terutama fitoplankton, ekskresi zooplankton dan hewan-hewan lainnya.




V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa Kandungan BOT yang terdapat diperairan paotere tergolong subur dengan hasil yang didapatkan sebesar 126,4 mg/L
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan penyusunan laporan ada baiknya asisten memberikan informasi tentang penulisan laporan agar tidak terlalu sulit untuk pengerjaannya.



DAFTAR PUSTAKA
Koesbiono, 1980.  Catatan Kuliah Biologi Laut.  Fakultas Perikanan, IPB Bogor.

Libes, S.M. 1971. An Introduction to Marine Biogeochemistry. Department of Marine Science. University of South Carolina-Coastal College Conway. John Wiley & Sons, Inc.

Rignolda, D.  1995Kontribusi Hutan Mangrove dalam Penyediaan Nitrogen dan Fosfor Potensi di Perairan Sekitar Likupang, Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara. Tesis. Program Studi Perairan. Program Pasca SarjanaIPB.  Bogor

Riley, J.P and Chester, 1975. Chemmical Oceanography. Academic Press, London and New York.

Riley, J.P and chester, R. 1971. Introduction to Marine Chemistry. Department of Oceanography the University of Liverpool, England. Academic Press, London and New Yor.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar