TUGAS MANDIRI
INDRAJA KELAUTAN
“UNSUR
INTERPRETASI”
WIDYASTUTI
L111 11 009
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1. Unsur interpretasi citra terdiri dari sembilan:
Ø Rona
atau warna
Ø Ukuran
Ø Bentuk
Ø Tekstur
Ø Pola
Ø Tinggi
Ø Bayangan
Ø Situs
Ø Asosiasi
ð Sembilan
unsur interpretasi citra ini disusun secara berjenjang atau secara hirarkis dan
disajikan pada Gambar:
Ø Rona dan Warna
Rona
(tone / color tone / grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan
obyek pada citra. Rona pada foto pankromatik merupakan atribut bagi obyek yang
berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering disebut sinar putih,
yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0,4 –
0,7) μm. Berkaitan dengan penginderaan jauh,
spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan tingkatan dari
hitam ke putih atau sebaliknya.
Warna
merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih
sempit dari spektrum tampak. Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau, atau
merah bila hanya memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 –
0,5) μm, (0,5 –
0,6) μm, atau (0,6 –
0,7) μm. Sebaliknya, bila obyek menyerap sinar
biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya maka
obyek akan tampak dengan warna kuning
Berbeda
dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat
kegelapan yang lebih beraneka. Ada tingkat kegelapan di dalam warna biru,
hijau, merah, kuning, jingga, dan warna lainnya. Meskipun tidak menunjukkan
cara pengukurannya, Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata manusia dapat
membedakan 200 rona dan 20.000 warna. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa
pembedaan obyek pada foto berwarna lebih mudah bila dibanding dengan pembedaan
obyek pada foto hitam putih. Pernyataan yang senada dapat diutarakan pula,
yaitu pembedaan obyek pada citra yang menggunakan spektrum sempit lebih mudah
daripada pembedaan obyek pada citra yang dibuat dengan spektrum lebar, meskipun
citranya sama-sama tidak berwarna. Asas inilah yang mendorong orang untuk
menciptakan citra multispektral.
Rona
dan warna disebut unsur dasar. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rona dan
warna dalam pengenalan obyek. Tiap obyek tampak pertama pada citra berdasarkan
rona atau warnanya. Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi
garis batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan, barulah
tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya. Itulah sebabnya maka rona
dan warna disebut unsur dasar.
Ø BENTUK
Bentuk
merupakan variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau kerangka suatu
obyek (Lo, 1976). Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek
yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja.
Bentuk,
ukuran, dan tekstur pada Gambar 1 dikelompokkan sebagai susunan keruangan rona
sekunder dalam segi kerumitannya. Bermula dari rona yang merupakan unsur dasar
dan termasuk primer dalam segi kerumitannya. Pengamatan atas rona dapat
dilakukan paling mudah. Oleh karena itu bentuk, ukuran, dan tekstur yang
langsung dapat dikenali berdasarkan rona, dikelompokkan sekunder kerumitannya.
Ada
dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu shape dan form.
Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang form merupakan susunan atau
struktur yang bentuknya lebih rinci.
·
Contoh shape atau bentuk luar:
- Bentuk bumi bulat
- Bentuk wilayah
Indonesia memanjang sejauh sekitar 5.100 km.
·
Contoh form atau bentuk rinci:
- Pada bumi yang bentuknya
bulat terdapat berbagai bentuk relief atau bentuk lahan seperti gunungapi,
dataran pantai, tanggul alam, dsb.
- Wilayah Indonesia yang
bentuk luarnya memanjang, berbentuk (rinci) negara kepulauan. Wilayah yang
memanjang dapat berbentuk masif atau bentuk lainnya, akan tetapi bentuk wilayah
kita berupa himpunan pulau-pulau.
Baik bentuk luar maupun
bentuk rinci, keduanya merupakan unsur interpretasi citra yang penting. Banyak
bentuk yang khas sehingga memudahkan pengenalan obyek pada citra.
·
Contoh pengenalan obyek berdasarkan bentuk
- Gedung sekolah pada
umumnya berbentuk huruf I, L, U, atau berbentuk empat segi panjang
- Tajuk pohon palma
berbentuk bintang, tajuk pohon pinus berbentuk kerucut, dan tajuk bambu
berbentuk bulu-bulu
- Gunungapi berbentuk
kerucut, sedang bentuk kipas alluvial seperti segi tiga yang alasnya cembung
- Batuan resisten
membentuk topografi kasar dengan lereng terjal bila pengikisannya telah
berlangsung lanjut
- Bekas meander sungai
yang terpotong dapat dikenali sebagai bagian rendah yang berbentuk tapal kuda
Ø UKURAN
Ukuran
ialah atribut obyek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena
ukuran obyek pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan
ukuran sebagai unsur interpretasi citra harus selalu diingat skalanya.
·
Contoh pengenalan obyek berdasarka ukuran:
- Ukuran rumah sering
mencirikan apakah rumah itu rumah mukim, kantor, atau industri. Rumah mukim
umumnya lebih kecil bila dibanding dengan kantor atau industri.
- Lapangan olah raga di
samping dicirikan oleh bentuk segi empat, lebih dicirikan oleh ukurannya, yaitu
sekitar 80 m x 100 m bagi lapangan sepak bola, sekitar 15 m x 30 m bagi
lapangan tennis, dan sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan bulu tangkis.
- Nilai kayu di samping
ditentukan oleh jenis kayunya juga ditentukan oleh volumenya. Volume kayu bisa
ditaksir berdasarkan tinggi pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya, dan
diameter batang pohon
Ø TEKSTUR
Tekstur
adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau
pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara
individual (Estes dan Simonett, 1975). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar,
halus, dan belang-belang.
·
Contoh pengenalan obyek berdasarkan
tekstur:
- Hutan bertekstur kasar,
belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.
- Tanaman padi bertekstur
halus, tanaman tebu bertekstur sedang, dan tanaman pekarangan bertekstur kasar
.
- Permukaan air yang
tenang bertekstur halus.
Ø POLA
Pola,
tinggi, dan bayangan pada Gambar 1 dikelompokkan ke dalam tingkat kerumitan
tertier. Tingkat kerumitannya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan
bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur interpretasi citra. Pola atau susunan
keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan
bagi beberapa obyek alamiah.
·
Contoh:
- Pola aliran sungai
sering menandai struktur geologi dan jenis batuan. Pola aliran trellis menandai
struktur lipatan. Pola aliran yang padat mengisyaratkan peresapan air kurang
sehingga pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran dendritik mencirikan jenis
tanah atau jenis batuan serba sama, dengan sedikit atau tanpa pengaruh lipatan
maupun patahan. Pola aliran dendritik pada umumnya terdapat pada batuan endapan
lunak, tufa vokanik, dan endapan tebal oleh gletser yang telah terkikis (Paine,
1981)
- Permukaan transmigrasi
dikenali dengan pola yang teratur, yaitu dengan rumah yang ukuran dan jaraknya
seragam, masing-masing menghadap ke jalan.
- Kebun karet, kebun
kelapa, kebun kopi dan sebagainya mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi
lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.
Ø BAYANGAN
Bayangan
bersifat menyembunyikan detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Obyek
atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali
atau kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering
merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih
tampak dari bayangannya.
·
Contoh:
- Cerobong asap, menara,
tangki minyak, dan bak air yang dipasang tinggi lebih tampak dari bayangannya.
- Tembok stadion, gawang
sepak bola, dan pagar keliling lapangan tenis pada foto berskala 1: 5.000 juga
lebih tampak dari bayangannya.
- Lereng terjal tampak
lebih jelas dengan adanya bayangan.
Ø SITUS
Bersama-sama
dengan asosiasi, situs dikelompokkan ke dalam kerumitan yang lebih tinggi pada
Gambar diatas. Situs bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan
dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya.
Situs diartikan dengan
berbagai makna oleh para pakar, yaitu:
- Letak suatu obyek
terhadap obyek lain di sekitarnya (Estes dan Simonett, 1975). Di dalam
pengertian ini, Monkhouse (1974) menyebutnya situasi, seperti misalnya letak
kota (fisik) terhadap wilayah kota (administratif), atau letak suatu bangunan
terhadap parsif tanahnya. Oleh van Zuidam (1979), situasi juga disebut situs
geografi, yang diartikan sebagai tempat kedudukan atau letak suatu daerah atau
wilayah terhadap sekitarnya. Misalnya letak iklim yang banyak berpengaruh
terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi.
- Letak obyek terhadap
bentang darat (Estes dan Simonett, 1975), seperti misalnya situs suatu obyek di
rawa, di puncak bukit yang kering, di sepanjang tepi sungai, dsb. Situs semacam
ini oleh van Zuidam (1979) disebutkan situs topografi, yaitu letak suatu obyek
atau tempat terhadap daerah sekitarnya.
Situs
ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi
oleh faktor situs, seperti:
(1) beda tinggi,
(2) kecuraman lereng,
(3) keterbukaan terhadap
sinar,
(4) keterbukaan terhadap
angin, dan
(5) ketersediaan air
permukaan dan air tanah.
Lima faktor situs ini
mempengaruhi proses geomorfologi maupun proses atau perujudan lainnya.
·
Contoh:
- Tajuk pohon yang
berbentuk bintang mencirikan pohon palma. Mungkin jenis palma tersebut berupa
pohon kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila
tumbuhnya bergerombol (pola) dan situsnya di air payau, maka yang tampak pada
foto tersebut mungkin sekali nipah.
- Situs kebun kopi
terletak di tanah miring karena tanaman kopi menghendaki pengaturan air yang
baik.
- Situs pemukiman
memanjang umumnya pada igir beting pantai, tanggul alam, atau di sepanjang tepi
jalan.
Ø AS0SIASI
Asosiasi
dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain.
Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan
petunjuk bagi adanya obyek lain.
·
Contoh:
- Di samping ditandai
dengan bentuknya yang berupa empat persegi panjang serta dengan ukurannya
sekitar 80 m x 100 m, lapangan sepak bola di tandai dengan adanya gawang yang
situsnya pada bagian tengah garis belakangnya. Lapangan sepak bola berasosiasi
dengan gawang. Kalau tidak ada gawangnya, lapangan itu bukan lapangan sepak
bola. Gawang tampak pada foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar.
- Stasiun kereta api
berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
- Gedung sekolah di
samping ditandai oleh ukuran bangunan yang relatif besar serta bentuknya yang
menyerupai I, L, atau U, juga ditandai dengan asosiasinya terhadap lapangan
olah raga. Pada umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya lapangan olah
raga di dekatnya.